-->

Iklan

š—šš—²š—暝—®š—øš—®š—» š—•š—®š—»š˜š˜‚ š—žš—²š—¹š˜‚š—®š—暝—“š—®, š——š—®š—¹š—®š—ŗ š—¦š—¼š—¹š—¶š—±š—®š—暝—¶š˜š—®š˜€ š—£š˜‚š—Æš—¹š—¶š—ø š—•š—®š—“š—¶ š—›š—®š—ø š—”š˜€š˜‚š—µ š—”š—»š—®š—ø š—œš—»š—±š—¼š—»š—²š˜€š—¶š—® ...

Admin Kabarrilis.com
Monday, August 30, 2021, 12:09 PM WIB Last Updated 2021-08-30T05:09:03Z
masukkan script iklan disini
JAKARTA. KABARRRILIS.COM || Pandemi covid'19 tidak hanya merenggut nyawa, covid'19 juga mengancam masa depan anak-anak Indonesia yang kehilangan orang tua. Gerakan Bantu Keluarga hadir menjadi bagian dari upaya merawat solidaritas publik bagi anak yang kehilangan pengasuhan orang tua akibat covid'19.

Peluncuran Gerakan Bantu Keluarga dilakukan secara virtual pada Minggu, 29 Agustus 2021 melibatkan sejumlah pembicara dengan host Fristian Griec, jurnalis dan Sekjen Gen Indonesia (SGI). Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmayanti. Menteri PPPA Mengapreasi Gerakan Bantu Keluarga yang digelar bersamaan dengan kunjungannya ke rumah tiga bersaudara anak yatim piatu akibat covid'19 yakni Fiona Oktaviani (13 tahun), James Fernando (11 tahun) dan Charles Asyera (4 tahun) di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Dalam acara Chico Hakim, aktivis sosial berbagi kisah dampak yang dialami oleh kedua anaknya setelah sang istri Citra Saroso meninggal dunia pada Juli 2021 lalu, sementara itu, Sonya Hellen Ketua Jurnalis Kawan menyatakan perlu membuat pendataan dengan kunjungan langsung, setelah informasi awal selanjutnya assessment untuk menggali kebutuhan dasar dan lanjutan. Hal ini bertujuan memberikan perlindungan sejak dilakukan emergency respon, penangan dan rencana kelanjutan. Hal tersebut menjadi kunci untuk memastikan anak terlindungi dengan benar dan baik, tanpa mengabaikan kebutuhan jangka panjangnya.

Salah satu inisiator gerakan, Ilma Sovri Yanti menyebut Gerakan Baru Keluarga ingin mengisi ruang kosong untuk membantu mereka, dengan sinergi bersama lintas kementerian dan lembaga maupun pihak swasta dan masyarakat untuk menjangkau mereka dimana pun berada.

"Gerakan ini tidak hanya sekedar data, angka dan statistik. Ada kebutuhan panjang yang harus menjadi perhatian serius dalam menjawab kerja perlindungan pada anak-anak yang kehilangan pengasuhan dan tidak diharapkan dari mereka juga akan kehilangan masa depan."kata Woro Wahyuningtyas pendiri Paritas Institute.

"Pada tahap awal Gerakan Bantu Keluarga akan menjangkau 50 anak Yatim Piatu di wilayah Jabodetabek. Rencananya donasi yang terkumpul akan disalurkan rutin tiap bulan selama 6 bulan. Kami juga akan mengawal agar hak-hak mereka seperti pendidikan dan hak kesehatan bisa dipenuhi oleh negara" ungkap Mercy Tirayoh, jurnalis yang ketua Gen Indonesia.

Kini proses penggalangan dana terus berlangsung melalui Kitabisa.com/Gerakan Bantu Keluarga hingga suatu saat dana tersebut akan menjangkau dan membantu 50 anak menemukan senyum cerianya kembali untuk melangkah menggapai cita-cita, karena kehidupan akan berlanjut.

Gerakan Bantu Keluarga adalah gerakan yang di inisiasi oleh Jurnalis dan Aktivis Perlindungan Anak yang berasal dari Jurnalis Kawan Anak, Gen Indonesia, Kantor Berita Anak Indonesia (KBAI), dan Paritas Institute.

J.Harbono

POLITIK

+